- Sebatang baja yang panjangnya 100 cm bertambah panjang 0,11 cm apabila suhunya bertambah 90oC, berapa koefisien muai panjang baja?
- Sepotong kawat listrik yang panjangnya 30 m bertambah panjang 2,1 cm. Bila suhunya bertambah 35oC, berapa koefisien muai panjang kawat tersebut
- Sebuah pita pengukur baja mempunyai pangjang 20 m pada suhu 12oC. Jika panjangnya pada suhu 22oC adalah 20,0022 m, maka berapakah koefisien muai panjang pita tersebut?
- Sebuah batang logam panjangnya 6 m dipanasi dari suhu 20oC sampai 70oC. Koefisien muai panjang batang tersebut 12x10-6/oC. Berapakah pertambahan panjang batang tersebut?
- Panjang sebatang logam pada suhu 0oC adalah 50 cm. Bila koefisien muai panjang adalah 12x10-6/oC. Maka berapakah panjang batang itu pada suhu 100oC?
- Panjang sebatang besi pada suhu 0oC adalah 50 cm. Jika panjang besi tersebut pada suhu 50oC adalah 50,03 cm, maka berapakah koefisien muai panjang besi?
- Panjang sebatang almunium pada suhu 0oC adalah 1 m.jika koefisien muai panjang almunium 0,000024/oC, maka berapakah panjang batang itu pada suhu 100oC?
- Sebatang logam yang panjangnya 100 cm dipanasi dari suhu 0oC sampai 100oC. Jika koefisien muai panjan logam itu 0,000012/oC, maka berapakah pertambahan panjang batang itu?
- Sepotong kawat tembaga bertambah panjang 0,19 bila suhunya naik 10oC. Jika koefisien muai panjang tembaga 0,000019/oC, maka berapakah panjang kawat tersebut?
- Panjang sebatang kuningan jika dipanasi dari suhu 20oC sampai 120oC adalah 150,27 cm. Jika koefisien muai panjang kuningan 0,000018/oC, maka berapakah panjang batang tersebut pada suhu 20oC?
Rabu, 04 Februari 2015
SOAL LATIHAN BAB PEMUAIAN
Senin, 12 Januari 2015
Sifat Zat dan Massa Jenis
A. Sifat Zat
1. Zat Padat
Sifat zat padat:
- Bentuk dan volume tetap
- Jarak antar partikel penyusunnya sangat rapat
- Gaya tarik antar partikel penyusunnya (kohesi) sangat kuat sehingga partikel-partikelnya tidak dapat bergerak bebas
2. Zat Gas
- Bentuk dan volume selalu berubah
- Dapat memenuhi ruangan
- Jarak antar patikel penyusunnya sangat renggang
- Gaya tarik antar partikel hampir tidak ada sehingga partikel penyusunnya dapat bergerak bebas
3. Zat Cair
- Bentuk dapat berubah sesuai dengan wadah/tempatnya
- volume tetap
- Jarak antar partikel lebih renggang dari zat padat tetapi lebih rapat dari zat gas
- Gaya tarik antar partikel lebih lemah dari gaya tarik antar partikel zat padat
- Dapat meresap melalui celah-celah kecil/pipa kapiler (kapilaritas)
B. Perubahan Wujud Zat
C. Kohesi dan Adhesi
Setiap zat (baik berwujud padat, cair, maupun gas) tersusun atas pertikel-partikel yang saling tarik menarik.
Kohesi adalah gaya tarik menarik atar partikel yang sejenis.
Adhesi adalah gaya tarik menarik antar partikel yang berbeda jenis.
Contoh:
Dari gambar di atas, gaya tarik antar partikel yang terjadi adalah:
kohesi antar partikel air,
kohesi antar partikel minyak,
kohesi antar partikel gelas.
adhesi antara partikel air dengan partikel gelas, partikel air dengan partikel minyak, dan partikel minyak dengan partikel gelas.
Akibat Adanya Kohesi dan Adhesi
1. Terjadinya Meniskus
Bentuk permukaan zat cair dalam wadah yang berdiameter luas akan selalu datar, tetapi hal tersebut tidak berlaku jika zat cair dimasukkan ke dalam sebuah tempat/pipa yang berdiameter kecil.
Bentuk permukaan zat cair dalam pipa kapiler (pipa dengan diameter kecil) akan melengkung.
Meniskus adalah melengkungnya permukaan zat cair dalam pipa kapiler atau tempat dengan diameter kecil.
Macam-macam meniskus:
- Meniskus Cekung
- Meniskus Cembung

a. Meniskus Cekung
Terjadi karena adhesi lebih besar dari kohesi, sehingga zat cair tertarik ke arah wadah dan terbentuklah meniskus cekung.
Contoh: air dalam pipa kapiler, air dalam pipa kapiler yang diolesi minyak goreng.
b. Meniskus Cembung
Terjadi karena kohesi lebih besar dari adhesi sehingga tepi permukaan zat cair menjauhi wadah.
Contoh: raksa dalam pipa kapiler
2. Terjadinya Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
Tegangan permukaan terjadi karena adanya kohesi dari partikel zat cair.
Akibat adanya tegangan permukaan:
- serangga dapat berjalan di permukaan air
- jarum dapat mengapung di permukaan air
1. Zat Padat
Sifat zat padat:
- Bentuk dan volume tetap
- Jarak antar partikel penyusunnya sangat rapat
- Gaya tarik antar partikel penyusunnya (kohesi) sangat kuat sehingga partikel-partikelnya tidak dapat bergerak bebas
2. Zat Gas
- Bentuk dan volume selalu berubah
- Dapat memenuhi ruangan
- Jarak antar patikel penyusunnya sangat renggang
- Gaya tarik antar partikel hampir tidak ada sehingga partikel penyusunnya dapat bergerak bebas
3. Zat Cair
- Bentuk dapat berubah sesuai dengan wadah/tempatnya
- volume tetap
- Jarak antar partikel lebih renggang dari zat padat tetapi lebih rapat dari zat gas
- Gaya tarik antar partikel lebih lemah dari gaya tarik antar partikel zat padat
- Dapat meresap melalui celah-celah kecil/pipa kapiler (kapilaritas)
B. Perubahan Wujud Zat
C. Kohesi dan Adhesi
Setiap zat (baik berwujud padat, cair, maupun gas) tersusun atas pertikel-partikel yang saling tarik menarik.
Kohesi adalah gaya tarik menarik atar partikel yang sejenis.
Adhesi adalah gaya tarik menarik antar partikel yang berbeda jenis.
Contoh:
kohesi antar partikel air,
kohesi antar partikel minyak,
kohesi antar partikel gelas.
adhesi antara partikel air dengan partikel gelas, partikel air dengan partikel minyak, dan partikel minyak dengan partikel gelas.
Akibat Adanya Kohesi dan Adhesi
1. Terjadinya Meniskus
Bentuk permukaan zat cair dalam wadah yang berdiameter luas akan selalu datar, tetapi hal tersebut tidak berlaku jika zat cair dimasukkan ke dalam sebuah tempat/pipa yang berdiameter kecil.
Meniskus adalah melengkungnya permukaan zat cair dalam pipa kapiler atau tempat dengan diameter kecil.
Macam-macam meniskus:
- Meniskus Cekung
- Meniskus Cembung

a. Meniskus Cekung
Terjadi karena adhesi lebih besar dari kohesi, sehingga zat cair tertarik ke arah wadah dan terbentuklah meniskus cekung.
Contoh: air dalam pipa kapiler, air dalam pipa kapiler yang diolesi minyak goreng.
b. Meniskus Cembung
Terjadi karena kohesi lebih besar dari adhesi sehingga tepi permukaan zat cair menjauhi wadah.
Contoh: raksa dalam pipa kapiler
2. Terjadinya Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
Tegangan permukaan terjadi karena adanya kohesi dari partikel zat cair.
Akibat adanya tegangan permukaan:
- serangga dapat berjalan di permukaan air
- jarum dapat mengapung di permukaan air
D. Massa Jenis
Massa jenis adalah perbandingan antara massa dengan volume zat.
Massa jenis suatu zat hanya bergantung pada jenis zatnya, tidak bergantung pada jumlah massa atau volume.
Secara matematis,
massa jenis = massa/volume
Minggu, 30 November 2014
Kisi-kisi Soal Ulangan Akhir Semester 1
Materi
|
Indikator
|
Bentuk
Soal
|
||
PG
|
Isian
|
Uraian
|
||
Objek IPA dan Pengamatannya
·
Pengukuran
·
Besaran pokok
dan turunan
|
1. Dapat mengidentifikasi macam-macam besaran turunan
|
Ö
|
|
|
2.
Dapat membaca
skala alat ukur massa
|
Ö
|
|
|
|
3.
Dapat melakukan
konfersi satuan
|
Ö
|
|
|
|
4.
Dapat
mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan raksa sebagai pengisi termometer
|
Ö
|
|
|
|
5.
Memahami
pengertian sikap-sikap ilmiah
|
Ö
|
|
|
|
Klasifikasi Benda
·
Makhluk hidup
·
Benda Tak hidup
|
1. Memahami sifat-sifat zat padat, cair, dan gas
|
Ö
|
|
|
2.
Dapat
mengidentifikasi ciri-ciri benda padat, cair, dan gas
|
|
|
|
|
3.
Memahami
macam-macam proses pengeluaran pada tumbuhan dan hewan
|
Ö
|
|
|
|
4.
Dapat
mengidentifikasi contoh-contoh unsur dan senyawa
|
Ö
|
|
|
|
5.
Dapat
mengidentifikasi contoh campuran homogen dan heterogen
|
Ö
|
|
|
|
6.
Dapat menyebutkan
contoh zat yang bersifat asam lemah dan basa kuat
|
Ö
|
|
|
|
7.
Mengetahui cara
menguji sifat asam basa suatu zat
|
|
|
Ö
|
|
8.
Dapat
mengidentifikasi sifat lakmus
|
|
Ö
|
|
|
9.
Memahami fungsi
bagian-bagian mikroskop
|
Ö
|
|
|
|
Klasifikasi Makhluk Hidup
·
Klasifikasi
dikotom dan kunci determinasi
·
Kelompok
makhluk hidup yang berukuran kecil (mikroskopis)
·
Kelompok jamur
(fungi)
·
Kelompok hewan
|
1. Memahami cara penulisan nama ilmiah sesuai aturan Binomial Nomenclature
|
Ö
|
|
|
2.
Memahami
cirri-ciri kingdom monera
|
Ö
|
|
|
|
3.
Dapat
mengidentifikasi contoh-contoh anggota kingdom protista beserta ciri khasnya
|
Ö
|
|
|
|
4.
Dapat
mengidentifikasi contoh jamur yang merugikan
|
Ö
|
|
|
|
5.
Dapat
mengidentifikasi macam-macam jamur berdasarkan cara perolehan makan
|
Ö
|
|
|
|
6.
Mengidentifikasi
klasifikasi tumbuhan berdasarkan tempat hidupnya
|
Ö
|
|
|
|
7.
Dapat
menyebutkan ciri-ciri kingdom plantae
|
Ö
|
|
|
|
8.
Dapat
membedakan tumbuhan monokotil dan dikotil
|
Ö
|
|
|
|
9.
Dapat
mengidentifikasi ciri-ciri kingdom animalia
|
Ö
|
|
|
|
10.
Dapat
mengidentifikasi contoh anggota filum Coelenterata
|
|
Ö
|
|
|
11.
Dapat
menganalisa berbagai filum yang menginspirasi pembuatan tokoh film Sponge Bob
beserta ciri khususnya
|
Ö
|
|
Ö
|
|
12.
Menyebutkan
kelompok hewan berdarah dingin/poikiloterm
|
|
Ö
|
|
|
13.
Dapat
mengidentifikasi ciri-ciri tiap kelas anggota filum Chordata
|
Ö
|
|
Ö
|
|
Sistem Organisasi Kehidupan
·
Sel sebagai
unit struktural dan fungsional kehidupan
·
Jaringan
·
Organ
·
Sistem organ
·
Sistem organ
dan organisme
|
1. Mengetahui bagian-bagian sel beserta fungsinya
|
Ö
|
|
|
2.
Menyebutkan
pengertian sel, jaringan, organ, dan system organ
|
|
|
|
|
3.
Mengetahui
bagian-bagian sel beserta fungsinya
|
Ö
|
Ö
|
|
|
4.
Dapat
mengidentifikasi perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan
|
Ö
|
|
|
|
5.
Mengidentifikasi
letak jaringan pengangkut pada tumbuhan beserta fungsinya
|
Ö
|
|
|
|
6.
Membedakan otot
polos, otot lurik, dan otot jantung
|
Ö
|
|
|
|
7.
Dapat
mengidentifikasi macam-macam jaringan pada hewan dan manusia beserta
fungsinya
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
|
8.
Mengidentifikasi
organ-organ penyusun sitem organ pencernaan dan pernapasan manusia
|
Ö
|
Ö
|
|
Langganan:
Postingan (Atom)